Jogja hujan hari ini,
Setelah beberapa hari tidak
Karena memang sudah seharusnya seperti itu bukan?
Apa beda kehendak alam dan manusia
Hati
Ya, Hati saya rasa
Hari bisa hujan, bisa terik, bisa teduh, mendung, berangin
Apa sesuai suasana hati?
Tidak bukan?
Manusia, menangis, tertawa, tersenyum, bahagia, marah, gelisah
Hati yang gerakkan, rasa yang berbicara
Saya pernah membuang hati
Saya rajai logika dalam diri saya
Karena saya berpikir, sudah seharusnya seperti itu
Tapi saya pun pernah memungut hati itu
Bukan bagian dari penyesalan tapi..
Sepertinya memungut hati tidak tepat disini, menemukan hati (lagi)
Itu adanya..
Saya memutuskan untuk itu,
Tepat ketika..ah..sepertinya tanpa sadar
Jadi, apakah saya yang menemukan? Atau saya yang ditemukan?
Sayangnya, hati kali ini sejak awal telah menjadikan saya bagain dari pilihan
Sekarang saya sedang berjuang dengan tingkat harapan..kosong..
Saya merasa tahu akan ujung dari kisah ini,
Saya tidak menutup mata kali ini, tidak, saya hanya mengikuti alirannya
Ada air hati, kadang dia mengalir
Ada desah lelah, kadang dia terdengar
Ada raut tanpa ekspresi, kadang dia dikenakan
Suara hujan, malam.. Mengingatkan.. Menelusuri kenangan
Ingatan, kapan dia bisa disebut kenangan? Ketika telah usang?
Jika ketika itu tidak terjadi, sperti apa kisah yang ada sekarang?
Manusia memilih masa depannya, menentukannya sejak masa sekarang
Sayang, tidak menjadikan masa lalu sebagai acuan
Tadi itu langkah pertama,
Langkah selanjutnya, kecepatan, tujuannya akan jadi keputusan
Apa memang jogja dan hujannya harus segera jadi kenangan
Sekali lagi saya akan meminta kebahagiaan itu
Jawabmu jadi acuan kecepatan dan tujuan
Kemana seharusnya ku memandang embun di pagi hari
Di hari-hari yang mungkin akan ku jalani..
Jogja, 11 Mei 2013
Untuk : ms gilang
Dari: nona kiki